Sunday, July 15, 2007

Self fulfilling prophecy

Here it come, matakuliah yang paling tak kumengerti. Manajemen Strategik. Bukannya gak suka, cuma saja setiap kali ngomong stratejik langsung yang kepikiran adalah "duuuhhh ini sih mesti terawang menerawang ke masa datang atau ke sesuatu yang bersifat makro". Bicara stratejik kan selalu bicara tentang masa datang dan jangka panjang. Maklum, aku cuma punya pikiran pendek. Nah ini dia yang dikupas juga oleh Pak Setiyadi, pengusaha Indonesia cuma 2 % yang bisa bepikir stratejik. Bisa dimaklumi, manusia yang tumbuh di negara tropis seperti Indonesia tidak dituntut berpikir jauh ke depan. Semua mudah kok, ibaratnya nancepin batang aja bisa tumbuh, katanya sih begitu. Jadi inget omongannya Andy Toehig (eh apakabar ya si Andy ini, janji mau ngirim tulisannya) dia bilang begini: "You do not need to work. What for?" Kaget juga dengernya, ya harus lah kerja, kalau enggak mau makan dari mana? Dia bilang lagi. "Life is easy for you" Compare with us, in Canada. If we did not work hard, then we don't have energy and food to survive along winter, we will die in just two days" Pantesan aja dia gak mau balik lagi ke Canada, dingin banget sih di sana. Jadi lingkungan mendorong attitude dan behavior kita berbeda.
Balik lagi ke kuliah Stratejik Manajemen; pak Setiyadi bilang soal self fulfilling prophecy. Ngerti sih itu yang setiap semester aku ajarin ke anak anak. Kira-kira artinya begini kalau kita mikir negatif ya hasilnya negatif, kalau positif ya hasilnya juga positif. Nah, menerapkannya ke diri sendiri, kadang berhasil kadang tidak. Kalau di reiki disebutnya affirmation. Jadi kalau aku gunakan self fulfilling prophecy untuk mendorong minat di manajemen stratejik ini, harusnya bersikap "take it easy, relax, face it" Jadi dalam rangka berusaha mencintai kuliah ini nih, pulang dari Bogor seger kan (soalnya bisa tidur di mobil sampai-sampai tempat makan kelewat saking pulasnya, walhasil malam itu gak makan) aku langsung browsing deh di internet nyari beberapa pengertian seperti strategic fit, strategic thrust, organization capability, organization competence, and so on and so on. Biar di kuliah ke lima (di kuliah ke lima kawan-kawan, jangan lupa, mana kita juga gak tahu kapan kuliah ke lima itu, jadwalnya tak menentu seperti cuaca di Indonesia aja) harus masukkan outline makalah dari salah satu topik. Kupilih topik strategic behavior. Asumsinya aku kan sudah lama nih jadi behaviorist, yaaa...gak jauh jauh lah kali dengan yang sehari hari digarap. Weh ternyata gak begitu jelas, bahan kurang, mau nulis apa ya? Bahkan di buku juga gak ditulis dengan jelas, di wheelen juga gak dibahas sama sekali. Kulihat lagi organization capability....nah ini lumayan. Meskpiun masih tetep rada rada gak jelas. Ini yang di dapat:
1. Konsep organizational capability ini, berkembang dari individual capability. So, karakteristiknya kurang lebih sama, yaitu survive, flexible, etc.
2. elemen yang penting di dalam nya ada yang bilang share mind set, capacity to change, leadership dan management practices
3. Ada juga yang bilang organizational capability itu terdiri dari functional capability, general management capability
4. Kebanyakan artikel membahasnya ke arah HR, Leadership capability dan Knowledge management

Dari sini mulai hilang arah, sepertinya, kalau boleh mendingan memperdalam HR, Leadership capability dan Knowledge Management. Dasarnya, untuk membangun organizational capability people memegang peranan penting. Juga dikaitkan dengan capacity to change.

Halo teman-teman ada yang punya buku berkaitan dengan ini? Susah juga menghilangkan perasaan dan pikiran bahwa kuliah ini "gelap" buatku. Sementara ini buku yang sudah ada adalah Implanting Strategic Management nya Ansoff, Strategic Management and business policy nya wheelen (buku standar yang dipakai SBM)

No comments: